Masih di seputaran storage, tulisan kali ini saya akan membahas
bagaimana melakukan konfigurasi RAID 0. Konfigurasi RAID ini bisa
menggunakan software ataupun hardware. Untuk konfigurasi RAID dengan
hardware sudah pernah saya tulis di artikel sebelumnya yang berjudul
“Langkah-langkah konfigurasi perangkat keras RAID”. Maka pada tulisan kali ini, saya akan melakukan konfigurasi
harddisk melalui RAID software. Pada tutorial ini, konfigurasi RAID
saya lakukan ketika proses instalasi Ubuntu Server. Jika ada yang
belum mengerti apa itu RAID, bagaimana caranya bekerja, manfaatnya
apa, maka saya sangat menyarankan untuk membaca tulisan saya
sebelumnya yang berjudul “Pengetahuan tentang teknologi RAID storage”. Jika ada yang belum pernah
melakukan instalasi Ubuntu server, mungkin bisa mengikuti tutorial
saya yang berjudul “Tutorial instalai Ubuntu Server”. Jadi, bagaimana kalo kita langsung mulai
saja, berikut langkah langkahnya:
-
Pertama saya disini sedang melakukan proses instalasi Ubuntu Server
dan sedang memasuki proses untuk konfigurasi Harddisk seperti pada
gambar di bawah, dimana saya akan memilih opsi manual untuk langkah
ini:
- Dari gambar di atas, dapat anda lihat bahwa saya menggunakan 3 buah harddisk yang terdirii dari sda (4,3GB), sdb (1,1GB) dan sdc (1,1GB). Rencananya, saya akan melakukan konfigurasi harddisk sdb dan sdc dengan RAID 0, maka saya akan memilih harddisk sdb terlebih dahulu untuk saya konfigurasi seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah:
- Kemudian saya akan membuat sebuah alokasi sector dari harddisk sdb dengan memilih opsi yes seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah:
- Hasilnya akan terlihat pada gambar di bawah, dimana sudah tercipta alokasi sector baru sebesar 1,1GB untuk membuat tabel partisi, untuk membuat tabel partisi yang baru maka saya akan mengeklik bagian FREE SPACE tersebut dari alokasi sector yang telah dibuat:
- Silakan klik create new partition untuk membuat tabel partisi yang baru, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah:
- Masukkan nilai maksimal FREE SPACE (1,1GB):
- Pilih tipe primary untuk partisi yang baru akan dibuat tersebut:
- Setelah itu anda akan dibawa ke bagian setting partisi, dimana pada bagian ini anda akan diminta untuk memilih opsi opsi seperti file system apa yang akan anda gunakan, posisi mounting partisi tersebut sebagai apa dan lain-lain. Disini saya akan merubah file system yang akan saya gunakan dengan mengeklik opsi “use as” seperti pada gambar di bawah:
- Dari situ anda akan diminta untuk memilih opsi file system yang sekiranya dapat anda gunakan, disitu saya memilih partisi tersebut saya gunakan sebagai physical volume for RAID seperti pada gambar di bawah:
Kemudian klik done
- Hasil dari konfigurasi di atas, terlihat seperti pada gambar di bawah:
Dimana partisi dari harddisk sdb sudah bertanda
RAID seperti tampilan di atas, kemudian silakan anda mengikuti
langkah pada nomer 4-10 untuk melakukan hal yang sama seperti
harddisk sdb untuk konfigurasi harddisk sdc.
- Setelah selesai, mari kita lakukan konfigurasi RAID 0 dengan memilih opsi “Configure software RAID” seperti pada gambar di bawah:
- Kemudian anda akan diberikan verifikasi bahwa harddisk sdb dan sdc yang akan diubah dan dikonfigurasi dengan software RAID:
Silakan pilih opsi yes.
- Lalu buatlah MD device dengan opsi “Create MD Device” seperti pada gambar di bawah:
- Langkah berikutnya adalah anda memilih konfigurasi RAID apa yang akan anda gunakan, disini saya memilih RAID 0:
- Kemudian saya memilih harddisk sdb dan sdc untuk dijadikan array RAID 0 dengan mencentang ke duanya seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah, dan klik continue:
- Lalu klik Finish seperti gambar di bawah:
- Dari hasil yang dapat anda lihat pada gambar di bawah, RAID 0 akan membuat sebuah virtual harddisk dari MD device yang terdiri dari penggabungan 2 buah harddisk (@ 1GB) tadi, sehingga memiliki kapasitas total 2,1 GB:
Hanya saja, hasil dari partisi RAID 0 tersebut belum memiliki file
system untuk bisa digunakan, maka klik partisi 2,1GB tersebut seperti
yang ditunjukkan pada gambar di atas.
- Kemudian pada partition setting, silakan klik opsi use as, seperti pada tampilan di bawah:
- Lalu silakan pilih file system ext4, seperti pada gambar di bawah:
- Kemudian klik pada opsi mount point seperti pada gambar di bawah:
- Disini saya memilih untuk memasukkan namanya secara manual, terpisah dari folder untuk system, seperti pada gambar di bawah:
- Saya beri nama /data seperti pada gambar di bawah, kemudian klik continue:
- Kemudian klik done, seperti pada tampilan di bawah:
- Dengan mengeklik opsi done tadi, maka anda telah menyelesaikan konfigurasi RAID software dengan level RAID 0 untuk kedua harddisk sdb dan sdc, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah:
Hanya saja, masih ada sda yang belum anda konfigurasi, untuk
konfigurasi sda, saya akan membaginya menjadi 2 partisi dimana satu
partisi (3,8GB) dengan mount point / dan file system ext4 sedangkan
sisanya (500MB) akan saya gunakan sebagai swap area.
- Untuk memartisi harddisk sda tersebut, saya menggunakan langkah-langkah seperti yang saya gunakan pada artikel yang berjudul “Instalasi Ubuntu Server” sehingga menghasilkan konfigurasi yang mirip dengan tampilan seperti di bawah:
Setelah itu klik finish dan silakan lanjutkan langkah-langkah
instalasi berikutnya
Mudah
bukan melakukan konfigurasi software RAID dengan level 0 (RAID 0)?
Level RAID ini akan menggabungkan beberapa harddisk menjadi satu buah
array besar (logical) dengan gabungan kapasitas harddisk yang setara, sehingga
apabila anda mengkonfigurasi 3 buah harddisk sebesar 2TB, 2TB dan
1TB maka anda tidak akan mendapatkan 5TB gabungan, tetapi hanya
mendapatkan 3TB gabungan karena RAID 0 akan mengambil kapasitas
dengan plafon terbawah. Berbeda dengan partisi LVM, anda akan
mendapatkan kapasitas maksimum 5TB jika menggabungkan ke 3 harddisk
tersebut dengan partisi LVM.
Kelebihan lain dari partisi LVM adalah,
anda dapat menambah kapasitas harddisk secara dinamis nantinya jika anda
memasang harddisk tambahan baru di kemudian hari dan fitur tersebut
tidak dimiliki oleh RAID dengan level 0 (RAID 0). Mungkin di artikel selanjutnya nanti saya akan membahas bagaimana melakukan konfigurasi LVM pada harddisk, jadi tetap stay tune ya :P
Semoga
menambah pengetahuan anda, dan terima kasih telah berkunjung :-)
Beberapa artikel terkait:
- Tutorial menggunakan virtualbox
- Membuat partisi baru pada harddisk lewat terminal
- Membuat aplikasi backup otomatis database MySQL
- Membangun virtualhost berbasis IP dengan web server apache
- Tekik dasar routing di Ubuntu
- Troubleshooting jaringan peer to peer di Ubuntu
- Cara kerja layanan DHCP server
- Fungsi netmask di alamat IP pada jaringan komputer
Comments