Di tulisan kali ini, saya
akan membahas langkah-langkah sederhana melakukan instalasi sistem
operasi Ubuntu Server. Pada proses yang saya tulis disini, saya melakukan instalasi
sistem operasi Ubuntu Server pada komputer jenis rack server merk HP
Proliant DL 380 G6. Spesifikasi hardisk yang saya gunakan adalah 3 buah
hardisk yang terdiri dari 300GB dan 2TB (@ 1 TB) yang saya
konfigurasi RAID 10 sehingga menjadi kapasitas total 300GB dan 1TB
saja. Mungkin di artikel selanjutnya akan saya tulis bagaimana
melakukan konfigurasi RAID pada hardisk atau pengetahuan tentang apa
itu RAID. Kedua partisi tadi saya bagi menjadi 2 bagian dimana salah satu akan menjadi filesystem (300GB) dan partisi satunya akan menjadi data (1TB). Saya memang sengaja memisahkan antara partisi khusus yang akan saya gunakan untuk menyimpan data dengan partisi yang saya gunakan untuk file sistem operasi. Untuk mendownload sistem operasi Ubuntu Server anda bisa menuju link berikut. Langkah langkah instalasi sistem operasi Ubuntu Server ini
sebenarnya sama saja dengan sistem operasi Ubuntu Desktop, hanya saja
tampilan antar muka pada proses instalasi ini sangat sederhana (geek), jadi jangan takut untuk
mencobanya ya. Berikut akan saya bahas langkah-langkahnya:
1. Masukkan CD/DVD
Bootable Ubuntu server ke dalam PC anda lalu silakan restart, jangan
lupa set terlebih dahulu pada BIOS agar PC melakukan Boot dari media
DVD/CDROM anda, sehingga tertampil seperti pada gambar di bawah,
kemudian silakan memilih opsi Install Ubuntu Server:
2. Pada langkah ke dua
pilih bahasa yang akan anda gunakan untuk proses instalasi, saya
disini memilih bahasa Inggris (English) seperti pada gambar di bawah:
3. Berikutnya anda
diminta untuk memilih negara yang anda tempati untuk zona waktu anda
di negara mana anda melakukan instalasi Ubuntu server ini, dimana
saya memilih Indonesia seperti pada gambar di bawah:
4. Kemudian anda akan
diminta memilih locale setting, saya kurang mengerti maksud dari
locale setting ini, sehingga saya memilih United States sebagai
settingan locale setting ini, seperti pada gambar di bawah:
5. Lalu anda diminta
untuk melakukan konfigurasi keyboard yang nanti akan anda gunakan,
anda diberi opsi untuk memilih secara manual, atau jika anda tidak
tahu keyboard apa yang akan anda gunakan anda bisa meminta untuk
melakukan pendeteksian secara otomatis keyborad yang akan anda
gunakan, disini say memilih untuk melakukan pilihan secara manual,
dengan memencet opsi NO seperti gambar di bawah:
6. Pada langkah ini, anda
akan memilih jenis keyboard dari negara mana yang anda gunakan,
disini saya memilih Inggris US (English US).
7. Lalu anda diminta
memilih pola tombol milik negara mana yang anda gunakan, disini saya
memilih jenis keyboard dengan bahasa Inggris US (English US) seperti
pada gambar di bawah:
8. Lalu loading …..
sabar ya :P
9. Langkah berikutnya
adalah konfigurasi kartu jaringan (jika komputer anda ada kartu
jaringannya), di gambar bawah tertampil 4 kartu jaringan, karena
memang di komputer HP Proliant DL 380 G6 secara onboard terpasang 4
buah kartu jaringan, saya memilih eth0 untuk saya konfigurasi
terlebih dahulu.
10. Secara otomatis,
proses instalasi akan mencari server DHCP untuk melakukan konfigurasi
secara otomatis, jika tidak menemukan server DHCP, maka akan timbul
pesan error seperti di bawah, tapi jangan takut, silakan klik
continue seperti pada gambar di bawah:
11. Berikutnya anda akan
diminta memilih, apakah akan mencoba mencari lagi server DHCP atau
akan melakukan konfigurasi secara manual, saya memilih konfigurasi
secara manual seperti pada gambar di bawah:
12. Pada gambar di bawah
saya memasukkan alamat IP 192.168.0.250
13. Kemudian netmask
255.255.255.0
14. Default Gateway pada
IP 192.168.0.10
15. Alamat DNS server
yang saya gunakan adalah alamat IP 192.168.0.253
16. Lalu nama hostname Ubuntu
Server yang akan digunakan, saya menggunakan server5 seperti pada
gambar di bawah:
17 Kemudian masukkan nama
domain yang anda pakai seperti pada gambar di bawah:
18. Langkah berikutnya,
anda diminta memasukkan nama lengkap user yang akan anda gunakan di
dalam sistem:
19. Lalu anda akan
diminta memasukkan nama user untuk login ke dalam sistem, perlu anda ketahui, user root tidak akan secara otomatis ada di dalam system anda harus mengaktifkannya, langkah langkah untuk mengaktifkan user root bisa anda baca di artikel "Mengaktifkan user root di Ubuntu" :
20. Kemudian anda diminta
membuat password untuk user login yang barusan anda masukkan:
21. Lalu anda diminta
untuk memasukkan lagi password yang anda buat sekali lagi untuk memverifikasi bahwa password yang tadi anda masukkan tidak salah pencet
tombol/ ketik.
22. Pada langkah
berikutnya, anda diminta memilih apakah folder home anda akan di
enkripsi atau tidak, disini saya memilih tidak (tidak ada alasan
khusus untuk ini kenap saya memilih tidak untuk melakukan enkripsi
pada home folder saya):
23. Lalu anda diminta
memastikan zona waktu yang anda gunakan, disini secara otomatis
sistem memilih Asia/Jakarta karena langsung terhubung oleh internet
dan menggunakan server NTP untuk menentukan waktu.
24. Kemudian anda akan
diminta memilih metode partisi apa yang akan anda gunakan, disini
saya memilih manual seperti pada gambar di bawah:
25. Disitu terlihat dua
buah hardisk, sda dan sdb. Seperti yang telah saya utarakan di awal
tulisan kapasitas Hardisk saya adalah 300 GB dan 1TB (RAID 10). Saya
memilih yang 300GB dulu yang akan saya partisi seperti pada gambar di
bawah:
26 Anda akan diminta
membuat sebuah tabel partisi di hardisk 300GB tersebut, dan saya
memilih yes (di gambar belum saya geser ke opsi yes, maap :P)
27. Disitu terlihat bahwa
tersedia space sebesar 300GB pada sda, lalu saya pilih pad abagian
FREE SPACE seperti pada gambar di bawah:
28. Kemudian saya memilih
create new partition pada langkah berikutnya seperti pada gambar di
bawah:
29. Saya alokasikan 290GB
untuk partisi baru dari total 300GB, sehingga menyisakan 10GB FREE
SPACE seperti pada gambar dibawah:
30. Saya memilih partisi
baru tersebut dengan tipe primary partition seperti pada gambar di
bawah:
31 Lalu anda akan diminta
untuk memilih mau membuat partisi baru tersebut dari depan atau
belakang dari kapasitas yang tersedia, saya memilih dari depan
sehingga memilih opsi Beginning seperti pada gambar di bawah:
32. Pada setting partisi,
saya menggunakan file system Ext4, lalu mount point / dan tetek
bengek lainnya seperti pada gambar di bawah, kemudian DONE:
33. Voila?! Partisi baru
tercipta untuk menaruh system operasi Ubuntu server saya yang baru,
di gambar bawah terlihat ada sis a Free SPACE sekitaran 10GB, itu
nanti akan saya gunakan sebagai SWAP memory, silakan piluh Free SPACE
10GB tersebut lalu ENTER, seperti pada gambar di bawah:
34. Pilih create new
partition seperti pada langkah sebelumnya yang diperlihatkan pada
gambar di bawah:
35. Saya memilih total
FREE SPACE yang tersisa untuk digunakan (10GB) lalu klik continue
seperti pada tampilan di bawah:
36. Pilih type primary
seperti sebelumnya (lihat gambar di bawah):
37. Lalu pada partition
setting, pada opsi use as (gunakan sebagai), saya pilih swap area dan
beberapa opsi lainnya seperti pad agambar di bawah, kemudian pilih
Done setting partition dan ENTER:
38. Kemudian saya memulai
untuk memartisi hardisk ke dua (1TB RAID 10), untuk itu seperti yang
terlihat di gambar saya memilih hardisk sdb:
39. Silakan bikin table
partisi kosong yang baru dengan memilih opsi yes pada langkah
berikutnya seperti pada gambar di bawah:
40. Lalu pilih bagian
FREE SPACE 1TB pada sdb seperti gambar di bawah:
41. Kemudian pilih opsi
create new partition seperti di bawah:
42. Lalu anda akan
diminta untuk memasukkan seberapa besar alokasi hardisk yang akan
anda gunakan pada tabel partisi anda yang baru, disini saya memilih
memaksimalkan satu partisi tersebut, jadi saya isi 1TB seperti pada
gambar di bawah:
43. Saya pilih type
primary untuk partisi baru yang akan saya buat seperti tampak pada
pilihan gambar di bawah:
44. Lalu pada bagian
mount point saya pilih lalu ENTER seperti pada gambar di bawah:
45. Kemudian akan muncul
opsi untuk mengubah mount point yang tadinya secara otomatis dipilih
mount point /home, dari seluruh pilihan yang tampak pada gambar di
bawah, saya pilih opsi manually seperti pada gambar:
46. Saya beri nama /data
untuk mount point hardisk sdb 1TB tadi seperti pada tampilan di
bawah:
47. Lalu anda akan di
beri konfirmasi, bahwa mount point sudah berubah seperti yang anda
masukkan manual tadi, jika sudah berubah, silakan pilih Done setting
up the partition:
48. Anda akan diberikan
tampilan konfirmasi, sebelum memasuki proses kopi file system ke
hardisk, jika sudah benar, anda bisa klik Finish seperti pada opsi
yang ditunjukkan pada gambar di bawah:
49. Anda akan diminta
melakukan konfirmasi sekali lagi dimana CD instalasi akan melakukan
pembuatan partisi, format filesystem dan penulisan instalasi di
harddisk (sda, sdb):
50. Setelah selesai
melakukan formating, anda diminta untuk memasukkan alamat Proxy
Server yang akan anda gunakan, disini saya akan melewatinya saja
dengan membiarkan kosong, lalu pilih opsi continue:
51. Kemudian anda akan
diminta, apakah system akan menggunakan fasilitas update otomatis,
saya memilih tidak (No automatic updates), walaupun nanti akan
sedikit repot karena saya ingin memiliki kontrol penuh terhadap
system Ubuntu server saya.
52. Kemudian anda akan
diminta software apa saja yang akan anda instalasi sekaligus setelah
proses instalasi file system anda selesai, disini saya hanya memilih
OpenSSH server saja supaya setelah selesai proses instalasi, saya
bisa langsung melakukan konfigurasi dan install aplikasi-aplikasi
yang saya butuhkan nantinya secara remote.
53. Langkah berikutnya
setelah proses pemilihan aplikasi yang akan ikut diinstall, anda akan
diminta menentukan lokasi instalasi GRUB apakah akan diinstall di
lokasi default yaitu di Master Boot Record atau di lokasi lainnya,
saya memilih di lokasi default seperti yang ditunjukkan pada gambar
di bawah dengan memilih opsi yes:
54. Setelah instalasi
GRUB selesai, berarti proses instalasi Ubuntu Server telah selesai,
anda akan diminta melakukan restart untuk proses finalisasi seperti
yang ditunjukkan pada gambar di bawah:
Bagaimana, mudah bukan? Selamat mencoba dan
terima kasih telah berkunjung :)
Beberapa artikel terkait:
- Mengaktifkan user root di Ubuntu
- Menonaktifkan SSH dengan user root di Ubuntu
- Mencegah brute force dengan mengubah port default SSH
- Menambah user di Ubuntu
- Manajemen Grup user di Ubuntu
- Manajemen password user di Ubuntu
- Membuat router di ubuntu
- Konfigurasi DHCP Server di Ubuntu
- Manajemen Bandwidth di Ubuntu dengan teknik HTB
Comments
kalau mau instal phpmotion apa-apa aja langkah yg harus diselesaikan setelah instalasi ubuntu selesai
@Anonymous seinget saya langsung diganti saja, tetapi tergantung RAIDnya apakah bawaan hardware atau Raid Software, karena masing-masing punya langkah-langkah recovery tersendiri.